Coto Kuda
Sebagai pecinta kuliner, mungkin ini
bisa menjadi salah satu referensi bagi teman-teman penikmat kuliner
untuk menikmati hidangan coto kuda kuliner khas dari Jeneponto.
Seperti
namanya Coto Kuda,
kuliner ini berbahan dasar daging kuda.
Tapi untuk bumbu dan segala
jenis rempah-rempah yang digunakan pada dasarnya sama dengan coto
Makassar yang biasa kita jumpai seperti bawang merah, bawang putih,
irisan gula merah, daun serai, jahe, kayu manis dan kacang tanah.
Konon dari sejarahnya, Coto Kuda pada
awalnya hanya diperuntukkan untuk dihidangkan bagi Karaeng, yaitu
sebutan raja atau bangsawan di Jeneponto.
Daging Kuda dipercaya dapat
menambah vitalitas bagi yang memakannya.
Coto Kuda
Coto kuda biasanya dihidangkan
bersama dengan ketupat sayur dan bawang goreng. Salah satu warung yang
cukup terkenal ketika berkunjung ke Jeneponto yakni warung coto Turatea
yang terletak di pertigaan Belokallong, Kecamatan Binamu. Panas
menyengat di siang hari dan tiupan kencang angin di malam hari, akrab di
daerah ini. Maklum, posisinya berhadapan langsung dengan Laut Flores.
Jeneponto bisa disebut “Texas” nya
Sulawesi Selatan.
Streotipe warganya yang cenderung keras, salah satu
sebabnya karena kondisi alamnya yang cukup ekstrim. Jeneponto yang
mendapat julukan Bumi Turatea, adalah wilayah paling ‘kering’ di
Sulawesi Selatan. Posisinya yang berada disepanjang pesisir pantai,
pada awalnya Jeneponto adalah bagian dari lautan yang terakhir kali
muncul sebagai daratan di Sulawesi Selatan. Tanahnya yang berpasir, dan
berkapur membuat wilayah ini bertopografi gersang. Hanya palem-paleman
yang bisa tumbuh baik di daerah ini. Kegersangan melahirkan padang
savana yang membentang luas.
Padang Savana adalah tempat dimana para
kuda bisa bertumbuh kembang dengan baik. Wajar saja, jikalau di daerah
ini banyak kuda nya.
Menurut informasi, kuda juga banyak didatangkan
dari Bima, Kupang dan Flores. Di Pasar hewan Tolo jeneponto, ada sekitar
60 hingga 70 transaksi jual beli kuda. Transaksi ini bisa dua kali
lipat saat lebaran Iedul Fitri menjelang. Coto Kuda atau Coto Jarang, banyak tersebar disepanjang jalan Jeneponto. Jarang adalah bahasa daerah untuk kuda (Equus ferus caballus), bagi orang Makassar.
Selain coto kuda masih ada beberapa kuliner khas Jeneponto yang berbahan dasar daging kuda seperti kuliner “Gantala Jarang” yang pemasakannya memerlukan waktu sehari semalam, dan konro kuda.
Kuliner ini banyak disajikan di acara pesta pernikahan. Selain coto kuda masih ada beberapa kuliner khas Jeneponto yang berbahan dasar daging kuda seperti Gantala dan konro kuda yang tentunya memiliki cita rasa yang tak kalah lezatnya dari Coto Kuda
Comments
Post a Comment